Blockchain adalah salah satu istilah yang digunakan dalam dunia mata uang kripto (cryptocurrency). Bisa dibilang, mata uang kripto tidak akan bisa berjalan tanpa adanya teknologi blockchain ini. Tanpa adanya blockchain, kripto hanyalah sebuah konsep yang tidak dapat diimplementasikan dan digunakan bertransaksi seperti sekarang ini. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan teknologi blockchain itu sendiri? Simak penjelasannya berikut.
Blockchain adalah
Blockchain adalah suatu inovasi teknologi yang menjadi populer akhir-akhir ini. Sering kali, blockchain dikaitkan dengan kripto. Bahkan tak jarang yang menganggap bahwa blockchain merupakan suatu sistem dari kripto. Tidak salah memang, namun anggapan tersebut kurang tepat. Sebab, blockchain tidak berada dalam sistem kripto. Justru sebaliknya, mata uang kripto-lah yang berjalan di atas blockchain.
Mari membahas tentang definisi dari blockchain itu sendiri. Blockchain sendiri berasal dari dua kata, “block” yang berarti blok atau kelompok dan “chain” yang berarti rantai. Secara garis besar, hal ini menggambarkan struktur dan cara kerja blockchain. Teknologi ini terdiri dari blok-blok yang terjalin oleh rantai. Nah, tiap blok berisi catatan transaksi dari suatu aset. Tiap aset tersebut mengalami perubahan, kemudian akan muncul blok yang terhubung dengan blok-blok terdahulu.
Cara kerja blockchain
Blockchain merupakan suatu teknologi yang lahir untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang bukan sekadar aman, tapi juga terdesentralisasi. Dikatakan aman karena blockchain sangat sulit dimanipulasi. Katakanlah Anda ingin mengubah suatu data transaksi yang tersimpan di suatu blok. Mau tak mau, Anda harus mengubah seluruh blok yang terkait dengan blok tersebut.
Untuk memahami cara kerja blockchain, mari simak contoh penerapannya pada transaksi mata uang kripto Bitcoin berikut:
Tuan A membeli mata uang kripto Bitcoin dari sebuah platform jual beli kripto. Secara otomatis, sistem akan mencatat transaksi tersebut. Jaringan blockchain kemudian melakukan konfirmasi untuk menguji validitas transaksi. Setelah transaksi terkonfirmasi maka data tersebut akan dikelompokkan dalam sebuah blok baru. Aset Bitcoin yang semula tercatat pada blok pemilik sebelumnya kini berpindah ke Tuan A. Transaksi Bitcoin pun selesai.
Penting untuk diingat, walaupun aset Bitcoin telah berpindah ke Tuan A, namun pencatatan transaksinya masih terhubung pada data sebelumnya. Sederhananya, pencatatan aset yang berjalan di jaringan blockchain mengikuti pergerakan aset tersebut, bukan pemiliknya.
Posisi pada industri fintech
Blockchain dan industri fintech (teknologi keuangan) berhubungan erat. Ini karena pada dasarnya, blockchain dan fintech berkaitan dengan teknologi. Sudah ada banyak perusahaan fintech yang menerapkan teknologi ini. Kebanyakan memanfaatkan teknologi ini untuk mencatat aset mereka. Beberapa juga mulai menggunakannya untuk menyimpan data transaksi.
Bagi industri fintech, blockchain tak ubahnya seperti sebuah buku kas digital. Bedanya dengan buku kas tradisional, sistem ini jauh lebih transparan serta sangat terdesentralisasi. Siapa pun bisa mengaksesnya, bahkan orang yang tidak ada kaitannya dengan perusahaan. Kemudahan akses tersebut juga disertai dengan tingkat keamanan tinggi untuk mencegah terjadinya manipulasi data yang bisa merugikan perusahaan.
Apa bedanya blockchain dengan pencatatan tradisional?
Blockchain adalah sebuah pengembangan dari suatu metode pencatatan akuntansi tradisional. Inovasi teknologi ini sebenarnya memiliki cara kerja yang mirip dengan buku besar atau ledger pada Ilmu Akuntansi. Baik buku besar maupun blockchain sama-sama digunakan untuk mencatat transaksi. Bedanya, buku besar bersifat tersentralisasi, sementara teknologi ini sangat terdesentralisasi. Bisa dibilang, teknologi ini merupakan suatu buku besar yang terdistribusi sehingga memungkinkan siapa saja melakukan pencatatan transaksi.
Selain itu, buku besar juga masih dapat diubah atau bahkan dihapus jika data yang tercantum tidak sesuai. Namun, pada blockchain, hal tersebut mustahil untuk dilakukan. Sebab, setiap pihak yang terkait dengan data transaksi memiliki catatannya. Anda mungkin bisa menghapus catatan yang Anda pegang, namun tidak dengan catatan milik orang lain. Aspek inilah yang kemudian membuat teknologi ini menjadi sebuah pencatatan yang transparan.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bawa blockchain merupakan suatu sistem pencatatan transaksi yang sangat transparan, terdistribusi, dan terdesentralisasi. Hal ini memungkinkan setiap informasi yang tersimpan dalam jaringan ini dapat dilihat oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Selain itu, blockchain sangat aman karena memiliki teknologi yang mampu mencegah terjadinya manipulasi data. Pernahkah Anda memanfaatkan teknologi blockchain?
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia.
Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Referensi:
https://www.suara.com/bisnis/2021/12/13/094206/pengertian-blockchain-karakteristik-dan-cara-kerjanya