Tulisan ini merupakan Artikel Edukasi Dampak COVID-19 Seri Ketiga. Pantau terus kelanjutan seri artikel ini untuk mengetahui dampak COVID-19 pada ekonomi dan bisnis di Indonesia.
Untuk mengetahui artikel edukasi seri kedua, klik di sini!
Wabah virus corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 tak hanya membahayakan kesehatan manusia, tapi juga perekonomian banyak negara. Penyebaran virus yang begitu cepat memaksa berbagai pihak untuk menerapkan kebijakan seperti physical distancing, karantina wilayah (lockdown), hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Tentu kebijakan-kebijakan tersebut membuat geliat ekonomi melamban. Orang-orang banyak yang berada di rumah, bekerja di rumah, tidak jalan-jalan, aktivitas sosial, atau sekedar nongkrong. Banyak pedagang yang sepi pembeli, usaha kuliner minim konsumen, hingga penyedia jasa seperti transportasi, tukang cukur, salon, jasa laundry yang kekurangan omzet.
Lihat juga: Waspada! Virus Corona Justru Ancam “Kesehatan” Ekonomi Indonesia)
Penurunan Omzet, Gagal Bayar, dan Optimisme
Menurunnya omzet bukan hanya menggerus keuntungan, tapi juga mengancam keberlangsungan bisnis. Gaji karyawan, THR, biaya sewa tempat, hingga biaya operasional mungkin akan sulit terbayar. Belum lagi jika ada cicilan untuk membayar pinjaman usaha, menurunnya omzet dapat memicu terjadinya gagal bayar. Sebagian UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadi peminjam di Modalku pun tak luput kena dampaknya.
Kondisi gagal bayar bisa diartikan sebagai kondisi dimana perusahaan tidak bisa membayar hutang karena kemampuan membayar utangnya jauh lebih kecil daripada jumlah hutangnya. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Dampak COVID-19 adalah salah satunya.
Lihat juga: “Potensi dan Solusi Gagal Bayar di Tengah Pandemi COVID-19”
Tingkat gagal bayar juga dapat diindikasikan dengan satuan persen dengan istilah NPL (Non Performing Loan). Dengan indikator ini, kita bisa mengetahui apakah sebuah institusi keuangan dalam kondisi stabil atau tidak. Saat ini, tingkat NPL Modalku di Indonesia menunjukkan angka 0,8% dari jumlah penyaluran pinjaman di Indonesia. Angka ini menunjukan penurunan tingkat gagal bayar dibanding tahun 2019, yaitu 1,6%. Sebagai bandingan, NPL ideal lembaga keuangan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 5%.
Kestabilan NPL Modalku ini merupakan optimisme di tengah krisis COVID-19. Penerapan responsible lending yang ditunjang dengan kestabilan NPL menjadi formula yang manjur untuk menghadapi badai krisis saat ini. Kombinasi ini merupakan secercah harapan agar kesehatan finansial perekonomian Indonesia, khususnya UMKM mulai pulih.
Tetap Optimis Hadapi Krisis
Diperkirakan kondisi perekonomian global akan terdampak cukup dalam pada semester 1-2020, namun akan kembali pulih pada semester 2-2020 bergantung pada berakhirnya wabah virus Corona di tataran global. Melihat kondisi tersebut, kita perlu tetap optimis untuk dapat melalui badai krisis akibat dampak COVID-19 ini. Modalku yakin bahwa sebagai tulang punggung ekonomi negara, UMKM punya ketangguhan untuk mengatasi masa yang sulit ini.
Ketangguhan UMKM sudah teruji sejak krisis ekonomi tahun 1998. Saat berbagai perusahaan besar berjatuhan, UMKM justru mendapatkan momentumnya. Harga dolar Amerika yang naik secara signifikan memberi keuntungan berlipat pada berbagai UMKM yang mengekspor produknya, seperti produk furnitur, hasil laut, hingga pertanian. Selain itu, karakteristik produk UMKM yang dekat dan selalu dibutuhkan konsumen, membuatnya bertahan di kondisi apapun.
Berdasarkan data yang dilansir dari mediaindonesia.com, hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 225.000 UMKM pada 1998 saat krisis moneter dulu, sebanyak 64% di antaranya tidak mengalami perubahan omzet. Secara otomatis, UMKM juga berpotensi tetap menyerap tenaga kerja secara optimal. Tidak berlebihan memang jika kita sebut UMKM sebagai tulang punggung perekonomian sekaligus pahlawan.
Dalam kondisi krisis akibat wabah COVID-19, UMKM pun bisa menunjukkan ketangguhannya. Salah satu celahnya adalah substitusi produk. Misalnya, buah-buahan impor yang harganya melonjak tinggi, bisa digantikan dengan banyaknya produk buah-buahan lokal. Pembeli juga akan cenderung memilih buah-buahan yang lebih ekonomis. Contoh lainnya, adalah masker. Saat harga masker medis mengalami kenaikan, muncul anjuran dari pemerintah untuk menggunakan masker kain. UMKM, khususnya bidang konveksi pun berbondong-bondong memproduksi masker kain.
Kelola Risiko Saat Krisis
Setiap langkah dalam kehidupan selalu mengandung risiko. Hampir mustahil kita menghindarinya. Meski demikian, risiko bisa dimitigasi dan dikelola. Kondisi serba tidak pasti akibat COVID-19, tentu meningkatkan risiko, khususnya risiko finansial seperti turunnya omzet, menurunnya pendapatan, hingga PHK. Jika tidak dimitigasi, risiko ini dapat berubah jadi bencana. Lantas, bagaimana cara kelola risiko?
Pertama, Anda perlu menyiapkan dana darurat. Tentu dana darurat perlu disiapkan bahkan sebelum “bencana” dan krisis terjadi. Besarnya tergantung pada jumlah kebutuhan bulanan secara menyeluruh. Jumlah besarannya pun tidaklah sama antara satu orang dengan lainnya. Misalnya saja untuk yang belum menikah, jelas berbeda dengan yang sudah menikah serta dengan yang sudah memiliki anak. Untuk lajang, dana darurat yang ideal adalah 6 kali jumlah pengeluaran bulanan. Sementara bagi yang sudah menikah dan belum memiliki anak, jumlah dana daruratnya sebelas 9 kali dari jumlah pengeluaran bulanan. Sedangkan bagi yang memiliki anak, jumlahnya mencapai 12 kali dari jumlah pengeluaran rumah tangga.
Dana darurat menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi krisis ekonomi. Saat krisis, harga barang-barang biasanya naik dan ada kebutuhan-kebutuhan baru yang perlu dipenuhi. Dalam kondisi pandemi COVID-19, misalnya vitamin, disinfektan, hand sanitizer, hingga masker. Belum lagi jika pendapatan Anda berkurang, namun konsumsi terus terjadi. Nah, semua kebutuhan tersebut dapat di-cover dengan dana darurat.
Kedua, diversifikasikan penempatan dana Anda. Biasakan untuk tidak meletakkan dana di satu tempat. Jika ada satu “tempat” yang bermasalah, maka masih ada tempat lain yang aman untuk dana Anda. Misalnya, Anda memisahkan rekening untuk tabungan dana darurat dan rekening konsumsi. Langkah ini akan menyelamatkan Anda dari risiko belanja impulsif yang menggerus isi rekening.
Selain itu, agar dana Anda berkembang, cobalah untuk tidak cuma menabung, tapi juga investasi. Tetap gunakan prinsip diversifikasi. Jangan gunakan semua uang Anda hanya pada instrumen saham. Karena ketika instrumen tersebut mengalami kerugian besar, maka Anda akan kehilangan banyak uang bila hanya fokus investasi saham. Diversifikasikan penempatan dana ke instrumen lain seperti obligasi, reksadana, properti, emas, hingga alternatif investasi platform pendanaan digital bagi UMKM seperti Modalku. Dalam alternatif investasi platform pendanaan digital bagi UMKM Modalku, Anda juga tak hanya dapat meminimalkan risiko, tapi juga memaksimalkan keuntungan. Ingin tahu caranya? Klik di sini!
Saat melakukan diversifikasi, pahami juga risiko masing-masing instrumen. Ingin tahu lebih lanjut? Klik di sini!
Optimisme dan cara kelola risiko yang tepat adalah formulasi sempurna untuk hadapi dampak COVID-19. Tak perlu takut, tak perlu risau. Dengan strategi yang tepat, badai sehebat apapun pasti dapat ditaklukkan. Dunia usaha, terutama UMKM juga sudah membuktikan ketangguhannya saat terjadi krisis moneter tahun 1998.
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan bunga menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ubaidillah Pratama is Modalku SEO & content marketing, blog writer & FinTech enthusiast.