Biasanya, saat berpikir ‘investasi,’ pikiran orang langsung tertuju pada deposito, emas, saham, atau properti. Padahal ada banyak alternatif yang lain, misalnya alternatif investasi pinjam meminjam, di mana seseorang memberikan pinjaman dana bagi pebisnis yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya.
Alternatif investasi seperti ini bisa membuat orang takut dan penuh pertanyaan. Supaya untung, saya harus memberi bunga pada pinjaman – akan dibayarkah? Bagaimana bila orang yang saya pinjamkan uang terlambat bayar? Bagaimana bila orangnya kabur?
Mungkin rasa kurang nyaman ini menyebabkan pinjam-meminjam jarang dibicarakan. Padahal alternatif investasi ini juga menguntungkan. Pertama, tergantung jumlah pinjamannya, modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Kita hanya perlu memberi dana sesuai yang diperlukan peminjam. Coba bandingkan dengan membeli properti. Tanah dan rumah hanya bisa dibeli apabila Anda sudah mapan.
Secara umum, pemberi pinjaman, termasuk bank, menilai kelayakan peminjam apabila ia lulus faktor 5C. Apakah faktor 5C tersebut?
Character
Tentu saja kita harus melihat reputasi dan stabilitas si calon peminjam. Berapa usia bisnis si calon peminjam? Berapa omzet usahanya per bulan? Berapa lama calon peminjam tinggal di alamat sekarang? Apakah selama ini ia selalu membayar tagihan secara tepat waktu dan dengan lengkap? Sangat penting untuk mengecek apakah si calon peminjam pantas dipercaya.
Capacity
Lihatlah utang-utang dan pengeluaran lain si calon peminjam karena hal tersebut juga mempengaruhi kemampuan calon peminjam membayar kembali pinjamannya. Pemberi pinjaman biasanya menilai rasio utang dan penghasilan. Semakin rendah rasio, calon peminjam semakin dipercaya untuk membayar utang.
Capital
Kalkulasikan jumlah kekayaan dan aset si calon peminjam, terutama aset bersih setelah dikurangi utang. Aset calon peminjam juga menghitung properti, mobil, uang kas, dsb. Apakah jumlah pinjaman yang diharapkan calon peminjam masuk akal bila dibandingkan aset bersihnya?
Collateral
Collateral diartikan sebagai aset calon peminjam yang menjadi hak pemberi pinjaman apabila si peminjam tidak dapat membayar utang seperti yang dijanjikan. Pihak pemberi pinjaman dan peminjam biasanya memiliki perjanjian, di mana calon peminjam memberi jaminan apabila tidak bisa membayar utangnya.
Conditions
Pemberi pinjaman juga perlu memikirkan faktor eksternal yang dapat menghambat pembayaran utang, seperti ekonomi yang lesu.
Melihat faktor 5C di atas, memang ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Belum tentu pemberi pinjaman memiliki cukup waktu untuk evaluasi peminjam. Sayang sebenarnya, karena pinjam-meminjam tak perlu modal besar tetapi tingkat pengembaliannya bisa lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi tradisional seperti deposito.
Di era teknologi digital, model bisnis peer-to-peer (P2P) lending memfasilitasi pertemuan pemberi pinjaman dan peminjam lewat situs online. Platform P2P lending juga mengambil tanggung jawab untuk evaluasi layak tidaknya calon peminjam agar pemberi pinjaman tidak perlu menghabiskan waktu mereka sendiri. Pihak peminjam mendapatkan pinjaman produktif untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan pemberi pinjaman mendapatkan alternatif investasi yang menarik.
Platform P2P lending yang kredibel akan memeriksa dengan ketat calon peminjam berdasarkan faktor 5C, bahkan beberapa platform P2P lending tanah air telah terdaftar di OJK.
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, platform peer-to-peer (P2P) lending nomor 1 di Indonesia. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman. Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.