Investasi kini semakin populer, terutama di kalangan generasi muda. Cara investasi yang beragam, mudah dilakukan, dinilai lebih menguntungkan, dan bisa dijadikan sebagai pendapatan pasif menjadi alasan mengapa investasi begitu hangat dibicarakan. Tertarik untuk mulai investasi? Tunggu dulu, coba lihat 4 indikator berikut yang akan menjadi patokan apakah Anda sudah siap mulai investasi atau belum.
Punya Pendapatan Tetap
Saat Anda sudah memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap per bulannya, maka artinya Anda sudah cukup matang secara finansial. Namun matang secara finansial pun tidak cukup. Anda baru dikatakan sudah siap untuk mulai investasi saat pendapatan tetap Anda ini lebih besar daripada pengeluaran karena tetap ada risiko merugi dalam setiap jenis produk investasi.
Pastikan catatan pendapatan Anda sudah mampu menutupi segala macam kebutuhan Anda. Jangan paksakan diri untuk mulai investasi karena malah akan membuat Anda mudah terjerumus dalam kasus investasi bodong.
Tabungan Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan
Tabungan yang dimaksud di sini bukan hanya tabungan utama Anda saja, namun juga termasuk dana darurat, dana pensiun, dan dana pendidikan anak bagi yang sudah berkeluarga. Memangnya perlu untuk memiliki lebih dari satu tabungan? Tentu saja, ini menjadi langkah penting bagi Anda yang ingin mulai investasi.
Perlu diingat bahwa semakin besar jumlah uang yang Anda investasikan, akan semakin besar pula keuntungan yang akan Anda dapatkan. Sehingga, untuk bisa meraup untung yang besar, Anda pun harus menyiapkan modal yang tidak sedikit.
Tetapi, jangan sampai Anda mengorbankan kelangsungan hidup demi investasi. Investasi tujuannya adalah untuk melindungi nilai uang Anda dan sebagai pendapatan pasif. Pastikan Anda sudah memiliki dana yang cukup di masing-masing tabungan ini sebelum mulai investasi.
Untuk tabungan, sebaiknya Anda memiliki paling sedikit 3x dari gaji bulanan Anda. Dengan begitu, Anda pun menjamin kelangsungan hidup Anda dan keluarga selama 3 bulan ke depan, berjaga-jaga bila ada musibah atau kebutuhan mendadak.
Minim Hutang
Salah satu indikator bahwa Anda telah siap untuk mulai investasi adalah tidak terjerat hutang. Secara kebutuhan, hutang pun dibagi menjadi dua kategori, yakni hutang konsumtif dan hutang produktif. Hutang konsumtif ini termasuk cicilan kartu kredit untuk barang-barang seperti smartphone, laptop, dan kebutuhan konsumtif lainnya. Jika Anda memiliki hutang konsumtif yang terbilang besar, maka Anda belum siap untuk mulai investasi.
Sementara hutang produktif ini mencakup cicilan rumah dan mobil, atau hutang dalam bisnis Anda. Nah, apabila Anda memiliki hutang produktif di bawah 30% dari pendapatan utama Anda, maka bisa dikatakan Anda siap memulai investasi. Namun, jangan gegabah dengan tindakan investasi Anda karena kewajiban untuk membayar hutang harus jadi prioritas Anda.
Berikut tips dalam pengelolaan hutang mengenai apa yang harus dihindari di sini.
Memiliki Pengetahuan Ekonomi Dasar
Cara investasi itu tidak sekadar menebak harga, Anda memerlukan strategi matang supaya bisa memaksimalkan profit dan meminimalisir kerugian. Dimulai dengan memahami jenis-jenis produk investasi yang ada, seperti reksadana, obligasi, emas ANTAM, platform pendanaan digital bagi UMKM, sampai saham.
Selain itu, ada baiknya juga Anda memahami istilah-istilah keuangan supaya tidak mudah tertipu pihak yang tidak bertanggung jawab. Carilah informasi lengkap mengenai investasi dan keuangan di dunia maya, seperti yang ada di blog Modalku, atau bisa juga lewat buku dan seminar.
Jenis Investasi yang Cocok untuk Pemula
Jika Anda sudah memenuhi 4 indikator di atas dan siap mulai investasi, waktunya untuk menentukan investasi seperti apa yang akan dilakukan. Anda sebagai pemula memiliki sejumlah pilihan, yakni reksadana, obligasi, platform pendanaan digital bagi UMKM. Ketiganya termasuk dalam kategori investasi low risk low return, cocok untuk pemula.
Lebih lanjut: Perbedaan Saham dan Reksadana yang Harus Diketahui Oleh Pemula
Reksadana tidak mengharuskan Anda untuk menganalisis pasar atau mengecek laporan keuangan karena semuanya sudah diurus oleh manajer investasi, di mana uang yang Anda investasikan akan didiversifikasi ke sejumlah instrumen lain. Sementara cara investasi obligasi adalah memberikan pinjaman kepada badan pemerintah atau perusahaan swasta dan akan dikembalikan bersama dengan bunga. Modal yang dikeluarkan untuk obligasi lebih banyak daripada reksadana.
Jika Anda belum mau menginvestasikan uang dalam jumlah banyak, bisa mencoba platform pendanaan digital bagi UMKM seperti Modalku yang menawarkan bunga hingga 20% per tahun dan tenor 1-24 bulan. Dana mulai dari Rp100 ribu pun bisa Anda investasikan di Modalku! Selain mendapat keuntungan, Anda juga ikut memajukan UMKM Indonesia. Tunggu apalagi, klik di sini untuk mulai investasi di Modalku yang sudah diawasi oleh OJK.
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Comments 1
Pingback: Tips Mengelola Dana Tunjangan Hari Raya, Biar Makin Cuan | Paper.id Blog