20 Mei 1908, Budi Utomo lahir sebagai organisasi pemuda yang memimpikan kemerdekaan. Tanggal tersebut kita peringati sebagai hari kebangkitan nasional. Sebagai hari bangkitnya kesadaran nasional sebagai “bangsa Indonesia”, momen kebangkitan nasional dimaknai secara beragam bagi setiap orang. Bagi dunia usaha khususnya usaha mikro, kebangkitan nasional menyimpan makna tersendiri. Inilah saatnya kita mengenal lebih baik tentang usaha mikro lokal di Indonesia, baik kontribusinya, keunggulannya, dan bagaimana kita bisa mendukung sektor tersebut.
Tulang Punggung Perekonomian Nasional
Berdasarkan Undang-undang no. 20 tahun 2008, usaha mikro adalah bisnis yang omzetnya tidak lebih dari Rp 300 juta dalam satu tahun. Meskipun tergolong bisnis modal kecil, usaha mikro punya kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Dalam banyak pembahasan, usaha mikro seringkali digolongkan ke dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM. Meski demikian, data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa jumlah unit usaha mikro tetap mendominasi, yakni mencapai 98.7 persen dari keseluruhan UMKM. Oleh karena itu, saat kita membahas “UMKM”, secara otomatis kita juga sedang membicarakan usaha mikro.
Hingga tahun 2018, kontribusi UMKM terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 60,34 persen. Jumlah ini diproyeksi mengalami peningkatan sebesar 5% pada PDB 2019. Tidak hanya pada PDB, usaha mikro juga berkontribusi dalam mengurangi jumlah pengangguran, karena mampu menyerap 87 persen tenaga kerja.
Selain itu, usaha mikro merupakan sektor bisnis yang paling tahan krisis. Ini disebabkan beberapa hal. Pertama, usaha mikro umumnya menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Jadi, meskipun terjadi krisis, usaha mikro tetap berjalan karena masyarakat tetap membutuhkan. Kedua, pelaku usaha mikro kebanyakan memanfaatkan sumber daya lokal untuk menjalankan usaha. Mereka tidak tergantung pada impor, maka merosotnya nilai rupiah tidak banyak memengaruhi bisnis mereka.
Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa peran usaha mikro sangat penting. Tidak berlebihan jika dikatakan usaha mikro adalah tulang punggung perekonomian nasional. Produknya selalu dibutuhkan, menyerap tenaga kerja, hingga tahan terhadap krisis ekonomi.
Keunggulan Usaha Mikro
Karena banyak memenuhi kebutuhan primer hingga sekunder, kebanyakan lokasi usaha mikro berada berada di sekitar pemukiman. Konsumen lebih mudah menjangkau bisnis-bisnis mereka. Selain lokasi, harga barang yang ditawarkan juga kompetitif.
Salah satu contoh usaha mikro yang ada di sekitar konsumen adalah warung kelontong. Lokasinya ada dimana-mana. Hampir di setiap sudut gang, selalu ada warung kelontong. Meski ukurannya kecil, warung kelontong selalu menjadi andalan bagi pelanggan setianya. Kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) hingga cokelat dan es krim bisa didapatkan di warung kelontong.
Kehadiran ritel minimarket modern, tidak serta merta menggeser keberadaan warung kelontong. Karena selain lebih dekat secara geografis, warung kelontong juga dekat secara emosional dengan pelanggannya. Mengapa? Pelanggan dan penjual warung kelontong saling mengenal karena mereka bertetangga. Nuansa kekeluargaan hadir dalam transaksi jual beli. Tak jarang, diskon pun sering diberikan pada pelanggan. Pelanggan pun tak segan kembali, lagi dan lagi. Tingginya intensitas interaksi ini menghasilkan loyalitas pelanggan.
Meski demikian, usaha-usaha mikro tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri. Mereka menghadapi banyak kendala, salah satunya pengembangan usaha. Untuk mengembangkan usahanya, pebisnis mikro sering menghadapi masalah permodalan. Oleh karena itu, platform peer-to-peer lending Modalku semakin fokus menyalurkan pinjaman modal usaha tanpa agunan bagi pedagang mikro dan warung. Modalku meyakini, saat pengusaha mikro banyak yang terbantu, perekonomian Indonesia pun semakin maju.
Sebagai masyarakat, kita juga bisa berkontribusi membantu mereka. Momen kebangkitan nasional sangat tepat untuk membangun kesadaran dalam membantu usaha mikro. Jika usaha mikro bangkit, maka perekonomian juga akan bangkit. Lantas, bagaimana caranya?
Lihat juga: “Mengapa UKM Harus Pinjam di Modalku?”
Beli Produknya, Majukan Usahanya
Sebuah bisnis terus berjalan karena ada penjualan. Sebagai konsumen, sudah sepatutnya kita membantu usaha mikro dengan terus menjadi pelanggannya. Dengan menjadi pelanggan usaha mikro, kebutuhan Anda lebih mudah didapatkan karena lokasi usaha yang lebih dekat. Suasana nyaman dan kekeluargaan saat berbelanja produk mikro juga dapat Anda nikmati. Secara tidak langsung, interaksi ini juga merupakan bentuk gotong royong.
Lihat juga: “Semangat Gotong Royong dalam platform pendanaan digital bagi UMKM”
Dengan konsisten membeli produk usaha mikro, kita telah ikut memajukan usahanya. Loyalitas pembeli merupakan key selling point untuk memajukan usaha. Toko “Tjang Thang Sen” adalah contoh sukses usaha warung kelontong. Hingga kini, toko ini terus bertahan “melawan” gempuran toko ritel modern. Kini, toko ini tak hanya memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitarnya, orang dari luar kota pun menjadi pelanggan setia. Persediaan barang yang lengkap dan harga terjangkau menjadi daya tarik bagi pembeli. Ini adalah bukti bahwa usaha mikro lebih mampu memahami kebutuhan pelanggannya.
Tak hanya toko kelontong, usaha mikro juga bisa berbentuk bisnis minuman. Salah satu contohnya adalah minuman Nyoklat Klasik ibu Dendy. Didirikan pada tahun 2013 dengan modal sekitar 5 juta, kini usaha minuman Nyoklat Klasik sudah memiliki cabang waralaba di berbagai kota. Karena harga yang terjangkau dan mengikuti selera masyarakat, minuman Nyoklat Klasik meraih sukses. Dengan rasa yang digemari masyarakat, Nyoklat Klasik dijual dengan harga terjangkau, yakni hanya di kisaran Rp 10 ribu. Mungkin tetangga Anda ikut memiliki waralabanya, jangan ragu untuk membeli produknya. Ingat, meski kini Nyoklat Klasik bukan bisnis mikro, tetapi bisnis tetangga Anda masih tergolong bisnis mikro.
Kedekatan usaha mikro dengan masyarakat menjadi kunci perkembangan bisnis. Dengan berada di sekitar masyarakat (konsumen), pengusaha mikro dapat lebih memahami apa yang dirasakan oleh konsumennya. Inilah yang menjadi modal agar selalu selangkah di depan dengan bisnis-bisnis lainnya.
Hari Kebangkitan Nasional bisa kita maknai secara sederhana namun memberikan dampak yang berarti. Mulailah dengan belanja di warung-warung tetangga. Dengan cara ini, Anda telah ikut memperkuat usaha mikro sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Usaha mikro bangkit, ekonomi nasional bangkit. Selamat Hari Kebangkitan Nasional!
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).