Sebagai salah satu tulang punggung perekonomian bangsa, Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) memerlukan akses keuangan yang baik. Sebuah bisnis yang mendapatkan akses layanan keuangan yang baik akan jauh lebih mudah berkembang. Tidak heran jika pemerintah terus mendorong inklusi keuangan agar makin banyak orang, khususnya pengusaha UMKM yang mengakses keuangan dengan mudah.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi & Inklusi Keuangan tahun 2022, tingkat literasi keuangan mencapai 49,9%, sedangkan inklusi keuangan mencapai 84,2%. Meski kedua angka tersebut mengalami peningkatan, namun masih ada gap di antara keduanya. Dengan kata lain, sudah makin banyak orang yang mengakses layanan keuangan, namun pengetahuan tentang berbagai produk keuangan masih minim. Dengan fakta tersebut, mampukah kita menghadapi resesi yang diprediksi terjadi pada tahun 2023?
Tantangan Literasi di Tengah Gejolak Resesi
Kondisi perekonomian global sedang kurang baik. Sektor-sektor bisnis harus menghadapi ancaman resesi, inflasi tak terkendali hingga stagflasi. IMF (International Monetary Fund) pun memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,2% di tahun 2022 menjadi 2,9% di tahun 2023. Fakta ini juga diamini oleh Presiden Joko Widodo yang berulang kali mengatakan bahwa ekonomi dunia akan gelap. Sudah pasti perlambatan ini akan berdampak pada perkembangan bisnis UMKM. Hal ini terlihat dari potensi kenaikan suku bunga acuan bank Indonesia.
Meski akses keuangan terbuka bagi UMKM, namun kita harus ingat bahwa literasi keuangan masih rendah. Artinya, saat ini mungkin banyak UMKM yang menggunakan produk pinjaman modal usaha dari berbagai lembaga jasa keuangan, namun mereka tidak benar-benar memahami produknya. Mereka akan kaget tatkala melihat suku bunga pinjaman mereka naik dan berdampak pada cicilan naik, karena suku bunga acuan BI juga naik.
Sudah pasti kenaikan cicilan juga akan memengaruhi arus kas bisnis UMKM. Tanpa literasi keuangan yang cukup, para pelaku UMKM akan mengalami kesulitan. Dihadapkan pada dilema menaikkan harga jual atau bertahan tapi menurunkan kualitas. Belum lagi adanya potensi trauma pada produk pinjaman usaha yang bunganya bisa naik “sesuka hati”. Pada titik inilah pentingnya literasi keuangan sangat terasa.
Belum lagi pada banyaknya informasi dari berbagai sumber, seperti media sosial yang mengatakan seakan resesi adalah “kiamat ekonomi”, atau krisis ekonomi yang tak terobati. Tentu informasi tersebut sangat menyesatkan, jika ditelan mentah-mentah. Masyarakat terutama pelaku UMKM harus diedukasi atau mengedukasi diri mereka sendiri agar punya pengetahuan dan strategi yang matang untuk menghadapi resesi.
Baca juga: Investasi Emas atau Deposito, Mana yang Lebih Tahan Resesi?
Mulai dari Mana?
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa jika perekonomian dunia akan gelap di tahun 2023, bukan berarti kita menghadapi situasi yang sama dengan negara-negara di Eropa. Perekonomian di Indonesia punya karakteristik yang berbeda. Tidak seperti negara-negara maju lainnya, kebergantungan ekonomi Indonesia pada ekonomi global hanya sedikit. Dampak negatif resesi hanya dirasakan pada negara yang kontribusi ekspor pada PDB (Produk Domestik Bruto) yang besar. Jadi, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Penurunan penjualan bisa saja terjadi, namun dengan strategi yang tepat, UMKM mampu melalui resesi dengan aman,
Selain itu, para pelaku UMKM juga perlu mengedukasi diri mereka dengan berbagai sumber informasi yang valid dan kredibel. Melalui kanal blog dan sosial media Modalku, kami terus membagikan info menarik dan tentu bermanfaat bagi pelaku UMKM. Misalnya, tentang tips menghadapi resesi berikut ini:
Pertama, evaluasi pos pengeluaran. Mulai kurangi pengeluaran yang tidak perlu dan sifatnya hanya keinginan. Apalagi jika Anda menjalankan bisnis, dibutuhkan dana cadangan yang jumlahnya tidak sedikit. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi
Kedua, segera lunasi utang. Pastikan utang Anda seminim mungkin. Baik utang pribadi maupun utang usaha. Jika memungkinkan, coba lunasi utang mulai dari utang yang berbungan besar, hingga yang kecil. Setelah itu pastikan bahwa proporsi utang terhadap pengeluaran bulanan jadi sehat, yakni di bawah 30%.
Selain itu, pastikan juga Anda meminjam di platform yang tepat, misalnya Modalku. Bunga yang terjangkau serta berbagai fasilitas yang ditawarkan tentu akan mempermudah bisnis Anda untuk berkembang.
Ketiga, persiapkan dana darurat. Pada kondisi normal pun, dana darurat sangat penting untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang serba tidak pasti. Apalagi saat resesi, ekonomi melambat, daya beli menurun dan penjualan barang pun berpotensi menurun.
Lihat juga: Apa itu Resesi? Begini Cara Antisipasinya!
Pantau terus perkembangan informasi ekonomi di media yang kredibel. Kemudian coba Analisa, apakah situasinya akan memengaruhi bisnis Anda. Kita perlu waspada, tapi harus tetap tenang agar setiap keputusan bisnis yang Anda ambil tepat sasaran.
Makin Inklusif, Makin Kuat
Angka inklusi keuangan yang mengalami peningkatan memang patut dibanggakan, namun dengan angka literasi juga harus mengikutinya. Dengan demikian, makin tahun makin banyak masyarakat dan pelaku bisnis UMKM yang tersentuh layanan keuangan sekaligus memahami produk finansial yang digunakan.
Bulan Inklusi Keuangan kali ini merupakan momen yang tepat untuk bersama-sama membangun akses keuangan yang inklusif yang diiringi dengan literasi keuangan yang mumpuni. Mari bangun ekonomi dengan layanan keuangan yang inklusif.
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia.
Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.