Beli rumah dapat dipandang sebagai langkah investasi! Hal ini karena rumah bisa dijadikan sumber keuntungan, seperti lewat bisnis kontrak rumah, house flipping, atau dijual kembali setelah nilainya naik. Namun, apakah memang benar rumah atau properti bisa jadi investasi atau sebenarnya hanya konsumsi semata?
Perhatikan pertumbuhan nilainya
Nilai properti memang cenderung naik, tapi apakah Anda sudah mempertimbangkan semua faktor yang ada? Sebab, inflasi sebenarnya sangat berperan dalam kenaikan indeks harga konsumen (IHK). Belum tentu harga rumah mengalami peningkatan signifikan ketika disesuaikan dengan tingkat inflasi.
Mungkin saja besaran harga rumah naik sebesar 35 persen dalam 10 tahun, tapi itu belum memperhitungkan inflasi. Jika turut melibatkan tingkat inflasi, kenaikannya cenderung kecil. Bank Indonesia melaporkan bahwa indeks harga properti perumahan (IHPP) hanya meningkat sebesar 1,29 persen pada tahun 2020.
Bahkan, tren kenaikan harga properti yang sudah disesuaikan dengan tingkat inflasi mengalami penurunan dari tahun ke tahun, setidaknya sejak 2014. Ketika membandingkan kenaikan IHP tahun 2019 ke 2020, besarannya malah turun 0,2 persen.
Meski begitu, CAGR untuk 2022 hingga 2027 diperkirakan akan meningkat lebih dari 10 persen. Kenaikan compound annual growth rate berarti angka return dari investasi rumah akan bertambah. Prediksi tersebut didasari asumsi bahwa industri properti Indonesia bakal bangkit dari dampak pandemi.
Hitung kemungkinan kerugian ekuitas
Ketika memutuskan beli rumah untuk investasi, bukan untuk tinggal, Anda berisiko mengalami kerugian ekuitas. Alasan utamanya ada pada risiko hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya selama masih dalam periode KPR (kredit pemilikan rumah).
Saat mencicil properti, nilai ekuitas hingga status kepemilikan Anda bisa terancam. Terdapat kemungkinan Anda tertimpa kerugian ekuitas atau ekuitas kecil jika harga properti tetap stagnan atau malah turun. Apabila keadaan ini timbul, Anda menjadi terperangkap dalam cicilan yang tidak menguntungkan.
Baca juga: Tips Memilih Hunian yang Ideal
Apakah rumah akan dijual?
Properti memiliki nilai yang memang meningkat seiring waktu. Namun, Anda tidak bisa menyebut rumah sebagai investasi jika tidak ada niat untuk menjualnya. Cara untuk memperoleh keuntungan dari investasi properti adalah melakukan penjualan setelah nilainya sudah naik secara signifikan.
Namun, menjual rumah bukanlah proses yang sederhana. Pembeli tidak akan langsung memutuskan untuk bertransaksi dalam jangka waktu pendek. Setelah survei dan persetujuan pembelian, tahap yang umumnya dilakukan dalam penjualan rumah adalah pemeriksaan sertifikat tanah, pembuatan akta jual beli (AJB), dan balik nama.
Apabila Anda tinggal di rumah yang akan dijual, langkah yang harus diambil akan lebih rumit. Anda perlu mengurus relokasi ke tempat tinggal baru. Hasil dari penjualan pun kemungkinan perlu digunakan untuk membayar rumah baru.
Jadi, apakah beli rumah investasi atau konsumsi?
Kembali ke pertanyaan awal, apakah beli rumah merupakan investasi yang bagus? Jawabannya, nasib baik atau tidaknya tergantung berbagai faktor. Ketika membeli properti untuk tujuan investasi, Anda bisa memaksimalkan peluang keuntungan dengan mempersiapkan dan memahami seluk beluknya.
Ketika menyusun rencana investasi melalui properti, penting untuk memahami rumus menghitung valuasi rumah berdasarkan inflasi. Upayakan agar keputusan Anda memiliki risiko kecil. Sebab, laju inflasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi yang tidak dapat sepenuhnya diprediksi.
Pertanyaan selanjutnya adalah spesifikasi rumah yang akan dibeli. Apa saja fasilitas yang dekat dengan rumah? Apakah lingkungan perumahan akan berkembang dalam beberapa tahun ke depan? Bagaimana risiko banjir atau bencana lainnya di daerah tersebut? Pertimbangan spesifikasi dapat membuat Anda mengetahui adanya potensi untuk investasi lewat properti itu.
Spesifikasi yang perlu diprioritaskan dari properti adalah lokasi. Di luar hal-hal yang disebutkan di atas, letak properti sangat memengaruhi nilainya. Misalnya, ditemukan bahwa hanya sembilan kota besar Indonesia yang melaporkan kenaikan harga rumah pada tahun 2020 jika mempertimbangkan tingkat inflasi.
Setelah spesifikasi, ada lagi hal yang harus dipikirkan, yaitu pemeliharaan properti. Perawatan rumah tidak hanya soal membersihkan sudut-sudut rumah dan perabot, tapi juga memeriksa fungsinya sebagai tempat tinggal. Mulai dari mengecek apakah saluran pembuangan air masih berfungsi hingga mengecat ulang tembok rumah, pastikan pengeluaran untuk perawatan tidak berlebihan.
Terdapat berbagai faktor yang menentukan apakah beli rumah itu investasi atau konsumsi, dan apakah beli rumah merupakan investasi yang bagus. Sebelum benar-benar terjun melakukan investasi rumah, pelajari dahulu cara investasi properti rumah dengan matang. Buatlah diri Anda siap mengambil langkah investasi yang tepat!
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Sumber:
https://www.mordorintelligence.com/industry-reports/residential-real-estate-market-in-indonesia
https://lokadata.id/artikel/lima-langkah-wajib-dalam-proses-jual-beli-rumah https://www.anakku.id/artikel/detil/perawatan-rumah-secara-berkala