7

Invoice Financing

Invoice financing adalah solusi kredit di mana peminjam menggunakan invoice belum terbayar yang ia miliki sebagai dokumen utama dalam aplikasi pinjaman. Saat pelanggan membayar invoice, peminjam dapat melunasi pinjamannya ke penyedia invoice financing. Jangka waktu invoice financing berkisar di antara 15-90 hari, sesuai siklus pembayaran invoice pada umumnya.

Mengapa Memilih Invoice Financing?

Invoice financing membantu arus kas usaha kecil dan UKM. Usaha kecil selalu membutuhkan arus kas yang lancar, tidak peduli total keuntungan. UKM juga membutuhkan arus kas lancar untuk operasional usaha atau untuk membiayai proyek baru yang harus segera dimulai.

Ada usaha yang rentan terhadap permasalahan arus kas. Misalnya, penjual grosiran atau distributor. Mereka selalu membutuhkan stok inventori baru. Bila kebanyakan dari pendapatan mereka terikat di invoice yang belum terbayar, maka siklus kas akan terkena dampak negatif.

Proses mendapatkan pinjaman pun jauh lebih cepat melalui invoice financing dibandingkan pinjaman lainnya.

Cara Kerja

Calon peminjam menawarkan invoice belum terbayar yang ia miliki sebagai dokumen utama dalam aplikasi pinjaman. Penyedia invoice financing melakukan penilaian kredit terhadap calon peminjam. Bila kedua pihak mencapai persetujuan, penyedia invoice financing akan memberikan sejumlah dari nilai invoice ke peminjam (jumlah pinjaman yang diberikan bervariasi tergantung bisnis). Secara umum, besar pinjaman adalah sejumlah 70-80% dari nilai invoice.

Saat invoice dilunasi pelanggan, peminjam dapat melunasi invoice financing. Umumnya, invoice financing dibayar sekali, di akhir tanggal perjanjian kontrak.

Mekanisme invoice financing tergantung kategori produk yang Anda pilih.

Invoice Factoring vs. Invoice Financing

Invoice factoring

Dalam invoice factoring, penyedia factoring atau kreditor secara sah membeli invoice pelanggan dan mengambil alih proses penagihan invoice. Pelanggan Anda harus diinformasikan tentang kontrak factoring karena kreditor/penyedia factoring menjadi pihak yang menagih nilai invoice ke pelanggan. Pelanggan pun membayar nilai invoice secara langsung ke penyedia factoring.

Dengan invoice factoring, penagihan invoice tak lagi menjadi tanggung jawab peminjam. Invoice factoring dapat membantu peminjam fokus ke usaha mereka. Namun, calon peminjam harus yakin bahwa pelanggan mempercayai mereka dan tidak akan bermasalah bila berurusan dengan penyedia invoice factoring.

Invoice financing

Dalam invoice financing, tanggung jawab penagihan invoice pelanggan tetap jatuh pada peminjam. Peran utama penyedia invoice financing atau kreditor adalah menyediakan pinjaman.

Invoice financing sendiri dibagi atas dua subkategori: notified invoice financing dan non-notified invoice financing.

Notified invoice financing

Di sini, pelanggan diinformasikan bahwa peminjam memiliki kontrak invoice financing. Pelanggan lalu melunasi nilai invoice dengan membayar penyedia invoice financing secara langsung, tidak melalui peminjam.

Flowchart di bawah memberikan ilustrasi akan proses notified invoice financing:

IF INA bhs-100

Non-notified invoice financing:

Dalam kontrak non-notified invoice financing, pelanggan tidak diinformasikan mengenai perjanjian invoice financing. Pelanggan melunasi invoice ke peminjam, lalu peminjam melunasi pinjaman dengan mentransfer dana ke penyedia invoice financing.

Catatan Penting:

Solusi kredit non-notified Invoice Financing saat ini belum tersedia di Indonesia.

Flowchart di bawah memberi ilustrasi akan proses non-notified invoice financing:

NON-NOTIFIED IF INA bhs-100

Dua bentuk invoice financing di atas memiliki sisi positif dan negatif.

Notified invoice financing:

  • Risiko notified invoice financing lebih kecil bagi kreditor. Karena itu, suku bunga pinjaman lebih rendah.
  • Bila kepercayaan dan hubungan baik dengan pelanggan tidak terpengaruhi perjanjian invoice financing, Anda bisa mendapatkan pinjaman yang bunganya terjangkau.

Non-notified invoice financing:

  • Ada peminjam yang tidak mau pelanggannya tahu bahwa mereka telah mengambil pinjaman.
  • Lebih bersifat pribadi dan menawarkan lebih banyak kontrol bagi peminjam.
  • Karena non-notified invoice financing lebih berisiko bagi kreditor, peminjam biasanya dikenai suku bunga pinjaman yang lebih tinggi.

Bila calon peminjam memiliki opsi di antara notified invoice financing dan non-notified invoice financing, pilihannya tergantung apa yang tepat bagi kebutuhan usaha. Berbagai faktor seperti hubungan dengan pelanggan, situasi bisnis, dsb perlu dipikirkan.

Notified invoice financing terdengar sama dengan invoice factoring. Memang ada satu persamaan utama: pelanggan harus membayar kreditor/penyedia financing secara langsung.

Namun, ada satu perbedaan besar: Dalam notified invoice financing, menagih pelanggan hingga invoice lunas merupakan tanggung jawab peminjam.

Dalam invoice factoring, kreditor/penyedia financing mengambil alih tanggung jawab penagihan invoice.

Biaya Invoice Financing

Ada dua biaya utama yang perlu diperhatikan sebelum mendaftar untuk invoice financing. Biaya pokok adalah berapa bunga pinjaman yang harus dibayar. Setelah melakukan penilaian kredit, penyedia invoice financing akan memberikan tingkat suku bunga pada pinjaman. Tingkat bunga untuk invoice financing Modalku mulai dari 12%, tergantung dari hasil penilaian kredit.

Biaya yang lain adalah biaya administrasi. Biasanya, jumlah biaya administrasi sekitar 3% dari pinjaman yang diberikan. Ada kategori invoice financing yang memiliki tingkat biaya administrasi lebih tinggi. Factoring, contohnya, memiliki biaya administrasi yang lebih tinggi karena penyedia invoice factoring telah mengambil alih tanggung jawab menagih invoice sehingga mereka mematok biaya lebih tinggi untuk layanan tersebut.

Seperti bentuk pinjaman lainnya, total biaya tergantung penyedia invoice financing. Karena ini, Anda dianjurkan agar selalu mengecek keberadaan biaya tersembunyi.

Studi Kasus

Contoh di bawah ini adalah ilustrasi notified invoice financing:

Suatu usaha F&B (food and beverage) membeli bahan dari distributor sejumlah Rp 500 juta. Usaha F&B memiliki 30 hari untuk melunasi invoice. Namun, distributor perlu membeli stok inventori lagi secepat mungkin. Karena itu, mereka membuat perjanjian notified invoice financing dengan suatu penyedia invoice financing.

Setelah usaha F&B diberitahu tentang perjanjian invoice financing, kreditor menyediakan 80% dari nilai invoice (Rp 400 juta), lalu mengurangi jumlah tersebut dengan biaya administrasi sebesar 3% (Rp 12 juta). Rp 388 juta dipinjamkan bagi distributor.

Di akhir batas tanggal invoice (30 hari), usaha F&B membayar penyedia invoice financing Rp 500 juta (seluruh nilai invoice) secara langsung. Penyedia invoice financing akan melepaskan sisa 20% dari nilai invoice (Rp 100 juta) dikurangi dengan bunga pinjaman (sesuai dengan perjanjian antara peminjam dan penyedia invoice financing).

Rangkuman Invoice Financing:

  • Dalam invoice financing, peminjam menggunakan invoice pelanggan yang belum terbayar sebagai dokumen utama dalam aplikasi pinjaman. Bila lolos penilaian kredit, penyedia invoice financing akan menyalurkan pinjaman (jumlahnya sebagian dari nilai invoice) yang akan dibayar setelah pelanggan melunasi invoice.
  • Bila Anda perlu melancarkan arus kas dengan cepat dan memiliki invoice yang belum terbayar, invoice financing adalah solusi pinjaman yang cocok. Proses invoice financing, dari pendaftaran ke pencairan, lebih cepat dibandingkan produk pinjaman lain.
  • Namun, bila Anda butuh pinjaman jangka panjang, invoice financing kurang cocok bagi Anda.
  • Ada 3 kategori utama dalam invoice financing: invoice factoring, notified invoice financing, dan non-notified invoice financing.
  • Solusi kredit non-notified invoice financing saat ini belum tersedia di Indonesia.
  • Invoice factoring dan notified invoice financing mengharuskan peminjam untuk memberi tahu pelanggan akan perjanjian kredit yang ada.
  • Dalam non-notified invoice financing, pelanggan Anda tidak diinformasikan mengenai perjanjian invoice financing.
  • Karena non-notified invoice financing lebih berisiko bagi kreditor, tingkat suku bunga umumnya lebih tinggi dibandingkan notified invoice financing.
  • Di sisi lain, non-notified invoice financing lebih bersifat pribadi dan ini bisa menjadi poin positif bagi calon peminjam.
  • Saat melihat opsi invoice financing, pertimbangkan struktur produk, tingkat bunga, kebutuhan usaha, serta biaya administrasi.

Subscribe

* indicates required

Comments 7

  1. Pingback: Invoice Financing: Solusi Praktis Melancarkan Arus Kas – Modalku

  2. Pingback: Bebas Waswas dengan Dua Produk Andalan Modalku – Modalku

  3. Pingback: Invoice Financing: Solusi Praktis Melancarkan Arus Kas - Modalku

  4. Pingback: Bebas Waswas dengan Dua Produk Andalan Modalku - Modalku

  5. Pingback: Memilah Strategi Investasi 2019 - bicara investasi tanpa basa basi

  6. Pingback: Rayakan Ulang Tahun Ketiga, Modalku Telah Cairkan Pinjaman Rp 2,2 Triliun untuk UMKM Indonesia - Modalku

  7. Pingback: Mengapa UMKM membutuhkan Invoice Financing? | Paper.id Blog

Tinggalkan Balasan