Surat Utang Negara Sukuk Ritel 013, Deposito, dan Reksa Dana. Mana Investasi yang Paling Menguntungkan?

Tahukah Anda? Anda dapat berinvestasi di produk syariah sekaligus membantu pemerintah membangun Indonesia lho! Jika belum, maka mari berkenalan dengan Sukuk Negara Ritel, atau yang lebih awam disebut Sukuk Ritel. Apa itu Sukuk Ritel?

Sukuk Ritel adalah produk investasi syariah yang ditawarkan kepada Pemerintah kepada individu Warga Negara Indonesia (WNI). Pada dasarnya, Sukuk Ritel adalah surat utang atau obligasi yang diterbitkan negara dengan prinsip syariah. Sehingga, tidak mengandung unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan riba (usury). Anda tidak perlu khawatir, karena investasi ini juga sudah dipastikan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional di Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Bagaimana dana ini diolah? Dana yang dihimpun melalui penerbitan Sukuk Ritel akan dipakai untuk kegiatan investasi berupa pembelian hak manfaat Barang Milik Negara, yang akan disewakan kepada Pemerintah serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada Pemerintah. Imbal hasil yang diterima investor merupakan keuntungan hasil kegiatan investasi tersebut.

Saat ini, Pemerintah Indonesia telah resmi membuka penawaran Sukuk Ritel Seri SR013 kepada investor perorangan yang merupakan Warga Negara Indonesia. Namun, adalah hal yang wajar bagi Anda untuk membandingkan beberapa instrumen investasi syariah yang ada di pasaran sebelum menentukan pilihan.

Seperti diketahui, ada beberapa instrumen syariah dapat menjadi pilihan selain sukuk ritel, yakni deposito dari bank syariah, deposito dari bank perkreditan rakyat (BPR) syariah, dan reksa dana syariah. Semuanya bisa menjadi sumber passive income yang menarik. Tinggal pilih mana yang sesuai dengan profil Anda. Sebelum memilih,  bagaimana perbandingan imbal hasil dari ketiga instrumen tersebut? Mari simak simulasi perhitungannya sebagaimana sudah dirangkum dalam ulasan berikut ini.

Imbal Hasil Deposito BPR Syariah per Tahun Masih di atas SR013

Sukuk ritel SR013 menawarkan imbal hasil tetap yakni 6,05% per tahun dengan pajak 15%. Sukuk ini memiliki underlying asset (aset dasar) berupa Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2020, serta akad ijarah Asset to be Leased.

Sebagai investasi syariah, risiko dari SR013 tentunya sangat kecil, karena instrumen ini adalah surat utang yang dijamin oleh negara. Karakteristik obligasi semacam inilah yang jadi nilai tambah, yakni risiko yang minim. Tentu, ini cocok dijadikan sumber passive income. 

Berdasarkan riset Lifepal.co.id, SR013 memang bukan satu-satunya investasi syariah risiko rendah yang paling menguntungkan. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, deposito dari BPR syariah dan reksa dana syariah memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Sebagaimana dapat disimak dalam tabel di atas, Sukuk Ritel SR013 lebih menguntungkan dibanding deposito Syariah yang disediakan bank-bank umum syariah. Tetapi, imbal hasil dari BPR Syariah ternyata lebih menguntungkan.

Imbal hasil deposito BPR Syariah bisa di atas 8% per tahun, yang jelas mengungguli deposito bank umum, sukuk ritel, maupun reksa dana pasar uang syariah.

Sejatinya, deposito syariah, baik di bank umum syariah maupun di BPR syariah memiliki perjanjian nisbah atau bagi hasil antara pihak bank dan nasabah. Sebut saja dengan nisbah 50:50, itu artinya, 50% dari keuntungan akan dibagikan ke nasabah dan 50% lagi ke bank.

Akan tetapi, imbal hasil deposito syariah yang tertera umumnya tidak tetap. Ada kemungkinan imbal hasil yang diterima justru lebih sedikit atau lebih besar, karena faktor kinerja bank yang bersangkutan.

Kinerja Reksa Dana selama 3 Tahun Bisa Ungguli SR013

Ada lima reksa dana pasar uang yang dijadikan sampel dalam simulasi ini. Kelimanya dipasarkan di Bareksa maupun IpotFund. Semuanya juga  dijadikan sampel karena usianya sudah lebih dari tiga tahun.

Imbal hasil tahunan reksa dana pasar uang syariah ini justru lebih rendah daripada SR013. Namun berdasarkan data historisnya dalam tiga tahun, imbal hasil rata-rata dari reksa dana ini justru bisa mencapai 16,67% alias di atas imbal hasil SR013 dalam periode yang sama.

Sebagai investasi syariah, reksa dana tidak dikenakan pajak. Adapun biaya yang harus dibayar investor reksa dana syariah adalah biaya administrasi, dan cleansing yang ditujukan untuk beramal.

Reksa dana syariah juga merupakan investasi yang sangat likuid. Kapanpun dibutuhkan, investor bisa melakukan redemption sesuai jumlah yang diinginkan. SR013 pun dikatakan likuid karena bisa dijual di pasar sekunder. 

Imbal Hasil Sukuk Ritel SR013 yang Paling Stabil

Walaupun berdasarkan simulasi tiga tahun, imbal hasilnya di bawah reksa dana syariah atau deposito BPRS, Sukuk Ritel SR013 tetap menjadi investasi syariah yang imbal hasilnya paling stabil di antara yang lain. Imbal hasil 6,05% tidak akan pernah berubah dan akan terus dibayar pada tanggal 10 setiap bulannya dalam jumlah yang ditentukan. 

Tentu berbeda dengan deposito atau reksa dana syariah. Imbal hasil deposito syariah yang ditetapkan oleh bank atau BPRS bukanlah imbal hasil tetap, tetapi imbal hasil yang “sesuai dengan kinerja bank.” Apabila kinerjanya sedang kurang baik, maka imbal hasil bisa saja tidak sesuai dengan ekspektasi atau persentase yang ditawarkan di awal.

Seperti halnya pula reksa dana pasar uang. Apabila terjadi proses penarikan dana besar-besaran oleh investor, bisa jadi reksa dana pasar uang tersebut mengalami penurunan kinerja, sehingga imbal hasilnya tak sesuai seperti yang diharapkan. 

Itulah yang menjadi keunggulan dari SR013 ketimbang investasi lain. Return yang stabil dan risiko minim menjadi karakteristik obligasi yang ideal untuk dijadikan passive income.  Terlebih, berinvestasi di Sukuk Ritel sama saja membawa dampak sosial yang baik, terutama bagi pembangunan negara. Pasalnya, sukuk adalah satu bentuk impact investing, yakni investasi yang tak hanya memperhitungkan keuntungan secara finansial, melainkan memberikan dampak sosial dan lingkungan, yang dalam hal ini membantu pendanaan pemerintah dalam membangun negara. 

Namun, semuanya kembali ke pilihan Anda. Jika ingin keuntungan besar, jangan lupakan risikonya. High risk, high return. Begitu juga sebaliknya. Yang paling penting, cek kembali tujuan investasi Anda, apakah ingin mengumpulkan uang banyak dalam waktu cepat, atau ingin passive income yang stabil dalam jangka waktu lebih lama? Semua terserah Anda. 

Berinvestasi tentu penting sekali demi mencapai tujuan finansial. Namun, idealnya investasi dilakukan setelah seseorang sudah memiliki asuransi kesehatan maupun jiwa. 

Sebab, asuransi kesehatan maupun jiwa memberikan proteksi terhadap berbagai risiko keuangan yang mungkin dihadapi. Tentu amat disayangkan, jika investasi yang sudah disiapkan untuk tujuan finansial tertentu harus dicairkan untuk biaya pengobatan apabila Anda jatuh sakit. Dengan memiliki asuransi kesehatan, Anda mungkin sama sekali tidak perlu mencairkan tabungan maupun investasi Anda untuk mengcover biaya pengobatan.

Dalam skala prioritas perencanaan keuangan, asuransi adalah sesuatu yang harus dimiliki, ketika seseorang sudah memenuhi pos dana daruratnya dan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.


Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!

Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.

Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.

Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.

Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Subscribe

* indicates required

Tinggalkan Balasan