Investasi adalah komponen penting dalam keuangan pribadi. Dengan investasi, Anda dapat melipatgandakan aset, mempertahankan daya beli agar tidak kalah dengan laju inflasi, dan mempertahankan kekayaan untuk hari tua.
Sayang, banyak pihak yang mempergunakan keinginan orang untuk menjadi cepat kaya dengan mengeluarkan investasi bodong. Keberadaan investasi bodong di Indonesia cukup serius. Selama Januari – April 2018 saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mendaftarkan 72 entitas sebagai investasi bodong.
Jadi apa itu investasi bodong dan apa ciri-cirinya? Bagaimana cara membedakan investasi kredibel dengan penipuan?
Sebenarnya, investasi bodong hanyalah sinonim dari penipuan dan skema Ponzi.
Skema Ponzi adalah modus investasi palsu di mana dana investor baru dibayarkan ke investor lama. Dengan kata lain, keuntungan yang diterima investor tidak berasal dari aktivitas entitas yang menjalankan investasi, namun dari dana investor baru. Karena itu, investasi bodong yang menggunakan skema Ponzi sangat agresif merekrut investor baru. Bila tak ada investor baru, skema Ponzi akan runtuh. Ada kesamaan dengan sebutan “gali lubang, tutup lubang” di sini.
Ingat kasus First Travel? Mereka juga dikategorikan sebagai skema Ponzi.
Mengapa banyak orang yang masih tergiur dengan investasi bodong dan skema Ponzi? Karena keuntungan yang diterima investor skema Ponzi jauh lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi kredibel. Memang, investasi memegang prinsip “risiko tinggi, pendapatan tinggi” tapi keuntungan skema Ponzi tidak realistis.
Untuk mengecek status organisasi merupakan investasi bodong atau bukan, disarankan agar investor rutin mengecek daftar blacklist OJK.
Investasi di Era Digital
Tidak semua investasi merupakan penipuan. Kita hidup di era FinTech (teknologi finansial). Perkembangan FinTech merupakan respons terhadap kesulitan yang dihadapi di bidang keuangan, mulai dari kebutuhan akan digital wallet (dompet digital) dan kebutuhan akan alternatif investasi yang keuntungannya lebih tinggi daripada investasi konvensional. Salah satu contoh alternatif investasi yang berkembang dari bidang FinTech adalah peer-to-peer (P2P) lending.
Suatu platform P2P lending mempertemukan peminjam dengan pemberi pinjaman yang mencari alternatif investasi. Dengan mendanai pinjaman, pemberi pinjaman akan mendapatkan bunga yang menarik, bisa lebih tinggi dibandingkan investasi konvensional.
Jadi, bagaimana cara membedakan investasi bodong dengan investasi kredibel? Sebenarnya asal kita sudah tahu ciri-cirinya, mudah untuk mengetahui mana yang investasi bodong.
Investasi Bodong vs Investasi Kredibel
Investasi bodong dan investasi kredibel bisa dibedakan dari 5 sisi. Berikut penjelasannya:
Ekspektasi bunga
- Investasi kredibel bisa saja memiliki bunga atau keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan deposito dan obligasi. Mendapatkan keuntungan sebesar belasan persen per tahun masih masuk akal.
- Investasi bodong menjanjikan keuntungan tinggi yang mencurigakan, misalnya 10-20% per bulan. Bila dihitung, penawaran adalah keuntungan 120-240% per tahun, angka yang tidak realistis bila dibandingkan dengan investasi yang ada di pasar.
Multi-level marketing
- Investasi kredibel tidak mengharuskan Anda untuk menjadi agen dan merekrut investor baru. Kalaupun ada promo untuk mengenalkan kawan, promo tersebut tidak wajib atau terkesan memaksa/agresif.
- Investasi bodong membutuhkan banyak agen untuk membawa masuk investor baru agar terus mendapat dana. Biasanya mereka rela membayar komisi tinggi agar Anda mau merekrut investor baru.
Produk dan layanan
- Investasi kredibel memiliki produk dan layanan yang jelas, misalnya platform P2P lending menawarkan bunga dari pinjaman modal usaha.
- Deskripsi produk dan layanan investasi bodong tidak jelas. Mungkin mereka hanya menjual nama emas, forex, dsb. Disarankan agar Anda juga berhati-hati bila agen tidak bisa menjelaskan dari mana Anda mendapatkan keuntungan.
Transparansi
- Dengan investasi kredibel, Anda mendapatkan transparansi informasi (contoh: laporan keuangan, sejarah usaha dan latar belakang manajemen usaha, struktur produk).
- Tidak ada transparansi dalam investasi bodong. Investor bahkan sering tidak tahu dana mereka digunakan seperti apa.
Regulasi
- Investasi kredibel memiliki peraturan regulasi yang jelas, diawasi pemerintah, memiliki lisensi untuk beroperasi, dan menaati peraturan dari regulator (contohnya terkait due diligence, audit, dan pelaporan aktivitas).
- Investasi bodong sering tidak memiliki lisensi dari regulator untuk beroperasi.
Setiap orang menginginkan keuntungan tinggi dalam berinvestasi, tetapi kita harus berhati-hati dalam memilih karena ada banyak investasi bodong. Berhati-hati tidak berarti terlalu curiga, karena ada alternatif investasi seperti P2P lending yang menawarkan bunga menarik. Kuncinya adalah melakukan riset. Pilih investasi dan alternatif investasi yang diregulasi, memiliki sejarah yang baik, dan bersifat transparan.
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, platform peer-to-peer (P2P) lending nomor 1 di Indonesia. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan bunga menarik bagi pemberi pinjaman. Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Comments 6
Pingback: Menumpuk Pundi, Meminimalkan Rugi dengan Mengenali Risiko Investasi – Modalku
Pingback: Investasi yang Menguntungkan: Bekal Meraih Kemerdekaan Finansial - Modalku
Pingback: Mencegah Kemunculan Generasi Sandwich Baru - Modalku
Pingback: Terjerat Masalah Keuangan? Mungkin Anda Kena FoMO - Modalku
Pingback: Mengapa Banyak Orang yang Tertipu dengan Investasi Bodong? - Modalku
Pingback: Menumpuk Pundi, Meminimalkan Rugi dengan Mengenali Risiko Investasi - Modalku