FinTech muncul sebagai alternatif perbankan online yang dinilai lebih praktis daripada sistem perbankan konvensional yang ada saat ini. Beberapa tahun sejak kemunculannya di Amerika dan London, keberadaan FinTech telah merambah di Indonesia. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, pemanfaatan FinTech di Indonesia semakin menjamur.
FinTech Menawarkan Kemudahan
Di era digital, kebutuhan hidup dapat dipenuhi secara instan. Orang-orang semakin menyukai inovasi-inovasi yang praktis, termasuk dalam hal transaksi keuangan. FinTech mampu menjawab kebutuhan itu dengan layanan keuangan yang cepat dan efisien. FinTech menawarkan berbagai kemudahan yang tidak diberikan oleh lembaga keuangan yang lebih konvensional. Dalam hal pinjam-meminjam misalnya. Persyaratan yang sulit dan waktu proses yang lama ketika mengajukan pinjaman dana membuat tidak semua orang dapat meminjam uang di bank. Sebaliknya, FinTech menawarkan pinjaman uang dengan proses yang mudah dan cepat.
Indonesia Menjadi Pasar Potensial
Saat ini mulai banyak muncul start-up yang terjun ke dunia FinTech. Ini menunjukkan bahwa ke depannya, ranah FinTech di Indonesia akan mendapat angin yang segar. Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dari berbagai kalangan dengan tingkat kebutuhan finansial yang berbeda-beda, merupakan lahan bagi FinTech untuk berkembang. Apalagi hal ini didukung dengan terjangkaunya harga smartphone, sehingga masyarakat semakin mudah mendapatkan layanan keuangan berbasis teknologi. FinTech tak hanya menyediakan layanan pinjam-meminjam yang bermanfaat untuk pengembangan bisnis UKM, tetapi juga layanan lainnya seperti alternatif investasi dan pembanding produk keuangan sehingga sasarannya pun semakin luas dan dari berbagai kalangan.
Berkolaborasi dengan Institusi Keuangan Lainnya
Seringkali ada ide atau artikel yang menyebutkan bahwa FinTech berpotensi mengancam kedudukan sistem perbankan konvensional karena masyarakat akan lebih memilih sistem perbankan yang mudah. Bahkan menurut survey yang dilakukan EFMA, sebuah nirlaba dari Perancis, tidak semua bank menyambut baik keberadaan FinTech. Hanya ada 45 persen yang mau bekerja sama, sedangkan sisanya mengatakan siap bersaing dengan FinTech dan sebagian kecil akan mengambil langkah untuk mengakusisi FinTech.
Di Indonesia, yang terjadi justru sebaliknya. Saat ini, FinTech sudah mulai menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan. Contohnya, Modalku, salah satu FinTech yang bergerak di bidang peer-to-peer lending telah menjalin kolaborasi dengan Bank Sinarmas dengan menciptakan sistem kustodian agar dana pelanggan lebih aman dan transparan. Diharapkan dengan adanya kerja sama antara FinTech dengan bank, masing-masing pihak dapat memberikan produk terbaiknya pada masyarakat sesuai dengan lahan masing-masing.
—
Perlu diketahui pula bahwa investasi terhadap FinTech di Asia Pasifik meningkat hingga empat kali lipat selama dua tahun terakhir. Sebagai negara yang ada di wilayah tersebut, Indonesia berpotensi menjadi pasar perkembangan FinTech selanjutnya. Hal ini didukung dengan masih banyaknya penduduk yang belum menggunakan jasa perbankan, sehingga ini bisa menjadi kesempatan bagi FinTech untuk membantu permodalan UKM di Indonesia.
Comments 8
saya sangat tertarik dgn fintech, dan bermimpi bisa bangun di daerah (sy di kalbar), apakah modalku bersedia berbagi/sharing knowladge? bagaimana caranya?
Terima kasih atas minat Anda terhadap Modalku. Untuk saat ini, kami masih lebih banyak berpartisipasi untuk sharing session di Jakarta dan sekitarnya. Namun, kami tidak menutup kemungkinan dan bahkan berharap dapat berbagi pengalaman di kota lain.
Pingback: Mengenal Aplikasi FinTech yang Membantu UKM – Modalku
Pingback: Panduan FinTech di Indonesia, dari Perkembangan Hingga Masa Depan – Modalku
Pingback: 4 Keunggulan Invoice Financing – Modalku
Pingback: FinTech Sebagai Pendukung Inklusi Keuangan – Modalku
Pingback: Keuangan Pribadi di Era Millennial – Modalku
Pingback: Keuangan Pribadi di Era Millennial - Modalku