Ketidakpastian memang merupakan bagian dari kehidupan. Situasi genting bisa datang kapan saja secara mendadak. Pandemi COVID-19 adalah salah satu buktinya. Untuk menghadapinya, kita perlu “bantalan” agar tidak sakit saat terjatuh. “Bantalan” tersebut bernama dana darurat.
Dengan persiapan dana darurat, kebutuhan sehari-hari pun tetap dapat terpenuhi. Namun, menyiapkan dana darurat membutuhkan usaha yang cukup besar. Untuk membantu Anda dalam mengumpulkan dana darurat sesuai kebutuhan, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan.
Situasi genting tak cuma dari pandemi atau bencana lainnya, krisis ekonomi juga bisa genting. Selain dana darurat, Anda juga dapat menghemat pengeluaran.
Perhatikan Jumlah Dana Darurat
Menentukan jumlah ideal dana darurat merupakan langkah pertama yang perlu Anda lakukan. Tidak ada batasan jumlah dana darurat yang harus Anda siapkan. Tapi idealnya, Anda dianjurkan untuk mengumpulkan dana darurat sebanyak 3-6 bulan pengeluaran rutin bagi yang masih single. Sementara itu, bagi yang sudah berkeluarga, disarankan menyiapkan dana darurat sekitar 6-12 bulan pengeluaran rutin.
Katakanlah Anda telah berkeluarga dan memiliki satu orang anak. Setiap bulannya, keluarga Anda melakukan pengeluaran sebanyak Rp 6 juta. Maka, Anda dan keluarga perlu mengumpulkan sekitar Rp 36 juta hingga Rp 72 juta untuk mencapai jumlah ideal dana darurat.
Siapkan Rekening Baru sebagai Tempat Menyimpan Persiapan Dana Darurat
Sudah menentukan jumlah ideal persiapan dana darurat yang perlu Anda kumpulkan? Kini, saatnya membuka rekening baru untuk mengumpulkan dana darurat tersebut. Hal ini penting dilakukan agar dana tersebut tidak tercampur dengan dana harian yang Anda keluarkan. Selain itu, adanya rekening khusus juga akan memudahkan Anda dalam memantau perkembangan dana darurat.
Lihat juga: “Batal Mudik Karena Virus Corona, Alokasikan Bujetnya Mudik untuk Dana Darurat “
Bagaimana jika Anda terpaksa menggunakan dana darurat padahal jumlahnya belum mencapai target ideal? Tidak apa-apa, selama tujuannya memang darurat dan mendesak, misalnya untuk biaya rumah sakit atau laptop kerja mendadak rusak. Namun, Anda harus segera menggantinya.
Jadikan dana darurat sebagai salah satu prioritas utama agar segera terkumpul. Itulah kenapa Anda perlu rutin memantau perkembangan dana darurat. Hal ini akan lebih mudah dilakukan jika dana disimpan pada rekening khusus.
Pisahkan Kebutuhan dari Keinginan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, mengumpulkan persiapan dana darurat membutuhkan usaha yang besar. Agar bisa lebih cepat terkumpul, mau tak mau Anda harus menekan pengeluaran. Coba cek ulang cash flow bulanan Anda, khususnya pada pos pengeluaran. Dari sini, Anda dapat mengetahui pos pengeluaran mana saja yang dapat ditekan atau bahkan dialihkan untuk menambah dana darurat.
Misalnya di masa pandemi seperti sekarang, kemungkinan biaya transportasi berkurang drastis atau bahkan tidak ada sama sekali. Nah, Anda dapat mengalokasikannya ke pos dana darurat. Dengan begini, target jumlah ideal dana darurat pun bisa segera tercapai.
Tentukan Jangka Waktu Pengumpulan Dana Darurat
Selain jumlah ideal dana darurat, Anda pun perlu menentukan jangka waktu pengumpulannya. Katakanlah jumlah ideal dana darurat yang harus Anda kumpulkan adalah Rp36 juta. Anda dapat menargetkan jangka waktu dua tahun (24 bulan). Artinya, Anda perlu menyisihkan uang Rp1,5 juta per bulan. Namun, ini kembali lagi pada kondisi dan kemampuan finansial Anda.
Jika gaji bulanan Anda Rp5 juta, misalnya, nominal Rp1,5 juta sama dengan 30%. Tidak masalah kalau kondisi finansial saat ini hanya memungkinkan Anda untuk menyisihkan kurang dari itu. Apabila Anda mampu menyisihkan 15% dari Rp5 juta atau sekitar Rp750.000, artinya jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target jumlah ideal dana darurat adalah sekitar 48 bulan atau empat tahun.
Tambah Pendapatan dengan Kerja Sampingan
Agar target dana darurat bisa lebih cepat tercapai, tentunya Anda harus menjadikan ini sebagai prioritas. Jadi, saat Anda mendapatkan THR atau bonus tahunan dari kantor, segera sisihkan uang untuk dimasukkan ke pos dana darurat tersebut.
Upaya lain juga bisa ditempuh dengan bekerja sampingan. Mari kembali ke skenario pada poin sebelumnya. Demi bisa mengumpulkan dana darurat sebanyak Rp 36 juta dalam 24 bulan, Anda perlu menyisihkan Rp 1,5 juta dari gaji Rp 5 juta per bulannya. Namun, dengan kemampuan finansial yang baru mampu menyisihkan Rp 750.000, maka sisa Rp 750.000 lainnya bisa Anda dapatkan dari kerja sampingan.
Mungkin Anda bisa memanfaatkan hobi untuk mendapatkan pemasukan tambahan ini. Misalnya, bagi yang senang menulis, Anda bisa menjadi seorang freelance writer. Supaya lebih cepat terkumpul, Anda pun bisa memulai bisnis rumahan atau bisnis online sebagai sumber pendapatan tambahan.
Lihat juga: “Raih Penghasilan Tambahan dengan 5 Bisnis Ini”
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ubaidillah Pratama is Modalku SEO & content marketing, blog writer & FinTech enthusiast.
Comments 1
Pingback: Tips Mengelola Dana Tunjangan Hari Raya, Biar Makin Cuan | Paper.id Blog