Berbagai langkah antisipasi dilakukan para pemilik bisnis agar terhindari dari bisnis. Namun, terkadang ada saja kondisi yang memang tidak dapat diprediksi, contohnya pandemi COVID-19 seperti yang terjadi saat ini. Dampaknya pun tidak main-main, banyak perusahaan terpaksa merumahkan karyawan hingga menutup bisnis mereka. Menghemat pengeluaran bisnis adalah salah satu cara bertahan yang efekif.
Mempertahankan bisnis di tengah krisis memang menantang, tetapi tidaklah mustahil. Mengaplikasikan cara menghemat pengeluaran adalah kuncinya, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi sekarang. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghemat pengeluaran bisnis di tengah krisis.
Pertimbangkan Opsi Kerja dari Rumah
Biaya operasional kantor biasanya menjadi salah satu pos pengeluaran paling besar dalam bisnis. Demi menghemat pengeluaran tersebut, sebaiknya pertimbangkan untuk kerja dari rumah. Minta para anggota tim Anda untuk melakukan hal sama. Dengan bekerja di rumah, Anda juga bisa sekaligus menghemat biaya transportasi harian.
Manfaatkan teknologi dan internet untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Untuk keperluan meeting, misalnya, Anda dan tim bisa melakukan conference video call. Gunakan juga layanan penyimpanan online seperti DropBox atau Google Drive untuk mempermudah share dokumen.
Audit Anggaran Bisnis
Cara menghemat pengeluaran tentu tidak bisa lepas dari audit anggaran bisnis. Adanya krisis kemungkinan besar membuat pemasukan bisnis berkurang. Perlu dilakukan penyesuaian pengeluaran agar bisnis tetap dapat berjalan. Audit kembali anggaran bisnis Anda dan identifikasi pengeluaran bulanan selama ini. Lalu, urutkan pengeluaran dari yang paling krusial hingga tidak terlalu penting. Hal ini akan mempermudah Anda untuk mencari peluang mengurangi pengeluaran.
Pos pemasukan juga tidak boleh luput dalam audit anggaran bisnis. Mengingat saat ini sedang krisis dan perilaku konsumen pun kemungkinan besar berubah, sebaiknya Anda kembali menyesuaikan perkiraan pemasukan dengan memikirkan skenario terburuk. Dengan begini, Anda dapat sekaligus menyusun rencana antisipasi.
Pilih Opsi yang Lebih Terjangkau
Demi memperlancar bisnis, kemungkinan besar selama ini Anda bekerja sama dengan vendor-vendor yang melayani kebutuhan Anda. Contohnya vendor untuk software akuntansi atau komunikasi internal. Berapa biaya yang harus Anda sisihkan untuk pengeluaran bisnis tersebut? Jika memang cukup besar, tidak ada salahnya memilih opsi vendor yang lebih terjangkau. Komunikasikan dengan baik kebutuhan Anda dan jelaskan situasi bisnis Anda saat ini.
Di samping vendor, ada baiknya Anda juga mempertimbangkan platform online sebagai saluran penjualan utama. Selain sebagai cara menghemat pengeluaran, hal ini juga dapat membuka peluang untuk menjangkau target pasar baru. Kesempatan meningkatkan penjualan pun bisa terbuka lebar.
Terapkan Strategi Pemasaran yang Tidak Membutuhkan Banyak Biaya
Selain biaya operasional kantor, sektor pemasaran juga biasanya membutuhkan pengeluaran bisnis yang tidak sedikit, apalagi jika selama ini Anda cukup “agresif” melakukan promosi. Tentu tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Namun, demi menghemat biaya pengeluaran bisnis di tengah krisis, strategi pemasaran pun perlu penyesuaian.
Misalnya, jika selama ini Anda mengutamakan pemasangan iklan berbayar di internet, kini Anda bisa mulai lebih fokus pada strategi pemasaran secara organik. Manfaatkan media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk meracik konten yang informatif, relevan, dan bermanfaat untuk target audiens. Dengan begini, bukan hanya pengeluaran dapat ditekan, bisnis Anda pun bisa lebih dekat dengan audiens.
Lihat juga: “Lakukan 5 Strategi Marketing Ini untuk Kembangkan Bisnis”
Ambil Pendanaan untuk Bisnis
Bagaimana jika Anda telah mencoba berbagai cara menghemat pengeluaran, namun bisnis Anda tetap kritis di tengah krisis? Mengajukan pendanaan sangat layak untuk dipertimbangkan. Walau begitu, tetap jangan gegabah. Sebelum mengambil pendanaan, pastikan Anda memiliki skenario jelas untuk melunasinya nanti.
Lihat juga: “Strategi Bisnis Jitu untuk Hadapi Resesi Ekonomi”
Mengingat ada banyak opsi pendanaan, pilih yang track record-nya baik, mekanismenya aman, dan tentunya suku bunganya terjangkau agar Anda tidak terbebani dalam melakukan pelunasan. Layanan platform pendanaan digital bagi UMKM Modalku dapat menjadi pilihan tepat. Anda berpeluang mendapatkan pendanaan mulai dari Rp50 juta hingga Rp2 miliar tanpa agunan, dengan tenor 3-24 bulan. Prosesnya singkat sehingga Anda bisa mendapatkan dana bisnis dalam waktu relatif cepat.
Saat bisnis dilanda krisis, berbagai cara menghemat pengeluaran di atas dapat membantu Anda menstabilkan finansial bisnis. Tentunya berbagai adaptasi perlu dilakukan demi mempertahankan keberlangsungan bisnis Anda. Semoga krisis segera berakhir dan bisnis Anda semakin berkembang positif. Good luck!
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ubaidillah Pratama is Modalku SEO & content marketing, blog writer & FinTech enthusiast.