Passive Income atau Capital Gain, Pilih yang Mana?

Investasi yang menguntungkan umumnya memiliki dua tujuan, yaitu passive income (penghasilan pasif) dan capital gain (keuntungan modal). Meski sama-sama memberi keuntungan, sebagai investor Anda perlu memilih antara passive income atau capital gain. Lantas, mengapa kita perlu memilih jika keduanya sama-sama menguntungkan?

Dalam investasi untuk pendapatan pasif, Anda akan lebih berfokus pada aset yang menghasilkan uang dan pendapatan secara rutin. Sementara pada investasi untuk capital gain, Anda lebih dihadapkan pada aset yang bisa dibeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga tinggi guna memperoleh keuntungan berlipat-lipat. Dengan kata lain, investasi untuk passive income akan memberi pendapatan dalam jumlah tetap secara rutin, sedangkan capital gain hanya akan menghasilkan uang setelah penjualan aset dilakukan.

Untuk memudahkan Anda menentukan pilihan antara passive income atau capital gain, berikut jenis-jenis instrumen investasi yang perlu dipertimbangkan.

Instrumen Investasi Untuk Passive Income

1. Deposito berjangka

Untuk Anda yang masih pemula dalam hal investasi, deposito berjangka dapat menjadi pilihan instrumen investasi untuk passive income yang terbaik. Meski memberikan keuntungan yang tidak terlalu besar, instrumen investasi ini cenderung lebih aman sebab memiliki risiko rendah. Umumnya, deposito berjangka menerapkan bunga sebesar 4 – 6% yang bisa dicairkan setiap bulan dengan potongan pajak 20%.

2. Reksa dana

Tak jauh berbeda dari deposito berjangka, reksa dana juga menjadi instrumen investasi untuk penghasilan pasif yang aman dengan keuntungan lebih besar. Lebih lanjut, reksa dana dapat digunakan sebagai instrumen investasi baik jangka pendek maupun panjang. Seluruh dana yang diinvestasikan dikelola oleh seorang Manajer Investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjamin kredibilitasnya.

3. Bisnis properti

Bisnis properti banyak dilirik oleh masyarakat Indonesia sebagai instrumen investasi untuk passive income yang sangat menguntungkan. Baik berupa rumah kos, kontrakan, apartemen, ruko, hingga gedung perkantoran semuanya menjanjikan keuntungan besar. Bahkan di Amerika Serikat, instrumen investasi berupa bisnis properti ini diunggulkan oleh 22% investor milenial di tahun 2018 ini.

Lebih lanjut: “Tips Mendapatkan Passive Income dari Investasi”

Instrumen Investasi Untuk Capital Gain

1. Bisnis startup

Jika Anda memiliki jiwa entrepreneurship yang cukup tinggi di bidang teknologi informasi, bisnis startup juga bisa dimanfaatkan sebagai instrumen investasi untuk capital gain. Di Indonesia sendiri sudah ada empat bisnis startup unicorn atau yang memiliki nilai valuasi lebih dari USD 1 miliar atau setara Rp 13,5 triliun, yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

2. Emas

Investasi dalam bentuk emas sudah bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Bahkan sebagian besar orang Indonesia akan berbondong-bondong membeli emas saat harga cukup murah, kemudian menjualnya kembali ketika harga jualnya lebih tinggi.

Lebih lanjut: Logam Mulia, Investasi Gaya Lama yang Kian Mudah dan Menguntungkan


Jadi, instrumen investasi mana yang lebih cocok dengan kondisi finansial Anda saat ini? Baik passive income maupun capital gain pada dasarnya sama-sama menguntungkan meski dengan durasi investasi yang berbeda. Jika ingin lekas untung dalam waktu dekat, tentu instrumen investasi untuk passive income bisa menjadi pilihan Anda. Sebaliknya, apabila Anda memprioritaskan keuntungan untuk kehidupan mendatang, maka instrumen investasi untuk capital gain adalah pilihan yang tepat.

Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, platform peer-to-peer (P2P) lending nomor 1 di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman. Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.

Subscribe

* indicates required

Tinggalkan Balasan