Jika membahas mengenai perkembangan peer to peer lending (P2P lending) di kawasan Indonesia, kita juga harus membahas negara-negara Asia lain seperti Cina, Jepang, Hong Kong, dan Singapura yang juga telah mengembangkan model bisnis P2P lending. P2P lending sendiri pertama hadir di kawasan Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 2005. Sekarang, P2P lending telah berkembang di kawasan Asia termasuk Indonesia.
Di antara negara-negara Asia, sudah ada beberapa perusahaan P2P lending yang telah mendapatkan pendanaan besar dari investor ternama, bisa hingga jutaan maupun miliaran dolar. Sebut saja Lufax dan Dianrong di Cina, serta Funding Societies di Singapura. Di sini kita akan membahas sedikit tentang sejarah P2P lending yang sekarang sedang marak di Asia.
Masuknya P2P lending di kawasan Asia
Setelah P2P lending sukses diaplikasikan di Inggris dan Amerika Serikat pada tahun 2005, model bisnis P2P lending mulai masuk ke kawasan Asia pada tahun 2007, tepatnya di Cina. Mulai tahun 2007 sampai tahun 2010, setidaknya sudah ada sekitar 50 perusahaan P2P lending yang mencoba peruntungan di sana. Hasilnya tidak mengecewakan, setiap bulan perusahaan P2P lending ini dapat menyalurkan 100 juta dolar untuk pendanaan pinjaman bila ditotal.
Perkembangan pesat P2P lending di Cina
Memang, selain Inggris dan Amerika Serikat, Cina menjadi pasar P2P lending yang besar potensinya. Data yang dikeluarkan oleh Straits Times menunjukkan bahwa pada tahun 2014 sudah ada 2,600 platform P2P lending, jumlah yang sangat tinggi. Namun karena demand di Cina sangat tinggi, jumlah platform P2P lending yang ada pun belum mencukupi kebutuhan yang ada.
Masih dengan data yang sama, pada tahun 2014 lalu, jumlah aktivitas pinjam-meminjam melalui P2P lending mencapai 207 miliar dolar. Jumlah tersebut menjadikan Cina pasar P2P lending terbesar di dunia, mengalahkan Amerika Serikat dan Inggris. Sampai sekarang, proyeksi perkembangan P2P lending di Cina belum mencapai titik tertinggi. Mudahnya proses pinjaman dan bunga yang menarik membuat P2P lending menjadi primadona pinjaman dan alternatif investasi selain mendaftar untuk pinjaman melalui institusi keuangan konvensional.
Masa depan P2P lending di Asia
Di Indonesia sendiri, FinTech sudah mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat. Menawarkan kemudahan serta pilihan berbagai produk keuangan (termasuk P2P lending), sekarang sudah ada banyak FinTech yang mulai masuk ke pasar Indonesia. Masa depan P2P lending di Indonesia sangat cerah. P2P lending menjadi salah satu bidang FinTech yang menjadi fokus OJK dan pemerintah karena dianggap dapat mendukung perkembangan UMKM tanah air dan inklusi keuangan di Indonesia. Modalku pun menjadi salah satu platform P2P lending di Indonesia yang sudah resmi terdaftar di OJK.
Untuk membaca tentang model bisnis P2P lending lebih lanjut, bacalah artikel ini.
—
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform peer-to-peer (P2P) lending di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan bunga menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia. Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.
Modalku secara resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Comments 1
Pingback: Investasi Alternatif – Modalku