Apabila mengalami kesulitan dalam manajemen finansial, mungkin Anda memerlukan skala prioritas kebutuhan. Adanya skala ini dapat mempermudah pengaturan keuangan Anda agar tidak boros. Namun, skala prioritas seharusnya disusun berdasarkan apa saja? Yuk, cari tahu di sini!
Apa itu skala prioritas?
Sebelum mulai membahas cara menyusun skala prioritas, mari pahami pengertiannya terlebih dahulu. Skala prioritas adalah daftar yang mengurutkan kebutuhan dan keinginan sesuai tingkat urgensi. Hal yang lebih mendesak ditempatkan paling atas, sedangkan yang kurang mendesak dapat diurutkan lebih bawah. Pembuatan skala prioritas kebutuhan bertujuan untuk mencapai tujuan dengan menghindari tindakan yang terlalu konsumtif.
Mengapa harus menyusun skala prioritas?
Menyusun skala prioritas dapat memberikan dampak positif bagi keuangan Anda. Mengapa? Berikut ini alasan-alasannya!
1. Sebagai dasar pengambilan keputusan
Dengan kebutuhan dan keinginan yang kian menumpuk, mengambil keputusan kerap menjadi proses yang sulit. Mungkin Anda pernah bimbang ketika dihadapi niat untuk membeli dua barang berbeda. Nah, skala prioritas dapat mendukung pengambilan keputusan secara tepat.
Misalnya, Anda hendak membeli smartphone karena yang saat ini tidak bisa memenuhi keperluan pekerjaan, namun di sisi lain juga ingin membeli pakaian karena menginginkan nuansa penampilan baru. Meski pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dalam konteks ini smartphone bisa menjadi hal yang lebih penting. Sebab, masih ada pakaian yang layak pakai, sementara gadget terbaru dibutuhkan demi pekerjaan.
2. Hidup lebih terarah
Adanya skala prioritas kebutuhan dapat membantu dalam mengarahkan hidup seseorang. Mengapa begitu? Ini karena skala prioritas kebutuhan berperan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, urutan kebutuhan juga dijadikan tolok ukur kesuksesan untuk memenuhi mimpi seseorang.
Sebagai contoh, X ingin membeli rumah dan mobil dengan keadaan masih indekos. Apabila tidak ada skala prioritas, ia bisa saja X membeli mobil terlebih dahulu dengan alasan gengsi di hadapan rekan lain. Padahal, memakai transportasi publik saat itu lebih hemat dibandingkan ongkos bensin dan pajak kendaraan. Jika menyusun skala prioritas, X dapat mempertimbangkan untuk menargetkan punya rumah sebagai tempat tinggal, baru selanjutnya membeli mobil.
3. Terhindar dari pengeluaran yang tidak penting
Berbagai hal kerap mendorong keputusan pembelian impulsif walau sebenarnya produk itu tidak penting. Hal ini dapat terjadi ketika Anda pergi ke pusat perbelanjaan, lalu membeli sesuatu hanya karena terlihat lucu atau keren. Pengeluaran impulsif juga semakin sering terjadi dengan iklan lewat media sosial. Namun, hal itu bisa dihindari jika Anda sudah menyusun dan mampu mengikuti skala prioritas kebutuhan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun skala prioritas kebutuhan
Apa saja faktor yang memengaruhi skala prioritas? Skala prioritas kebutuhan disusun berdasarkan faktor-faktor berikut ini:
1. Besaran pendapatan
Pendapatan memiliki peran penting dalam menyusun skala prioritas kebutuhan. Berdasarkan besaran pendapatan, dapat diketahui seberapa kemampuan transaksi seseorang. Tingkat pendapatan yang tinggi membuat seseorang memiliki lebih banyak pilihan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan, begitu juga sebaliknya.
2. Kelas sosial
Kelas sosial merupakan kedudukan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, baik dari hasil pemberian maupun didapatkan melalui usaha. Contohnya, seorang dosen yang mengajar kelas online akan mementingkan laptop dan alat tulis dibandingkan membeli mainan baru untuk anaknya. Itu menunjukkan bahwa kelas sosial yang dimilikinya berperan dalam menentukan skala prioritas.
3. Lingkungan
Hidup di kalangan tertentu dapat memengaruhi kebiasaan seseorang dalam memenuhi kebutuhan. Berinteraksi dengan orang-orang yang memakai barang branded kemungkinan menimbulkan kesan bahwa barang branded penting untuk dimiliki supaya dirinya bisa diterima atau bersaing di kalangan tersebut. Namun, tetap pastikan bahwa pembelian tidak boros dengan cara berikut
Cara menyusun skala prioritas kebutuhan
Membuat skala prioritas kebutuhan tentu dilakukan dengan mempertimbangkan mana yang paling penting dan memiliki urgensi tinggi, sampai hal-hal yang tidak diperlukan secara mendesak. Untuk membantu membuatnya, ada pedoman berupa empat kuadran aktivitas oleh penulis The Seven Habits of Highly Effective People, Stephen Covey.
1. Kuadran 1: sangat mendesak
2. Kuadran 2: penting, tapi tidak mendesak
3. Kuadran 3: tidak terlalu penting
4. Kuadran 4: self-reward
Setelah menyimak pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa skala prioritas kebutuhan disusun berdasarkan konteks tingkat urgensi. Namun, skala prioritas juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari besaran pendapatan hingga faktor lingkungan. Yuk, susun skala prioritas kebutuhan Anda supaya tidak boros!
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi pinjaman.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia.
Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.