Investor mana yang tidak ingin memperoleh keuntungan tinggi dalam waktu yang lebih singkat? Meski menggiurkan, sebaiknya Anda berhati-hati karena adanya saham gorengan yang akan memanfaatkan pemikiran tersebut. Iming-iming yang besar dengan modal sedikit memang terdengar sangat menggiurkan.
Jika Anda adalah seorang investor baru, Anda perlu memahami pengertian saham gorengan agar tak salah langkah. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, mari simak artikel ini sampai habis.
Baca juga: Apakah Anda Sudah Pantas Jadi Investor?
Definisi Saham Gorengan
Saham dengan kualitas rendah yang pergerakannya dimanipulasi atau direkayasa disebut dengan saham gorengan. Layaknya gorengan yang enak, gurih, dan bikin nagih, saham jenis ini juga memberikan sensasi yang sama. Ketika Anda sudah merasakan betapa nikmatnya mendapatkan profit besar dalam hitungan menit, tentu Anda jadi ingin terus berinvestasi, bukan?
Kemudian, sama seperti saat membeli gorengan dari penjualnya, ada pihak yang bertanggung jawab membuat rekayasa ini. Mereka disebut bandar yang akan membidik saham-saham lapis kedua atau ketiga, di mana kapitalisasi pasarnya kecil dan pemegang sahamnya hanya sedikit.
Karakteristik Saham Gorengan
1. Emiten tercantum dalam daftar peringatan BEI
Pergerakan harga saham gorengan yang tidak wajar selama lebih dari dua hari akan memasuki radar PT Bursa Efek Indonesia. Ini mengacu pada kenaikan ekstrem hingga batas terbesar harian, yakni sekitar 20% hingga 35% dari harga saham.
Jika suatu saham berada dalam daftar Unusual Market Activity (UMA), itu artinya Anda harus waspada. Bisa saja saham ini dikendarai oleh para bandar. Meski begitu, bukan berarti semua saham di dalam UMA adalah saham gorengan, ya. Cek terlebih dulu daftar peringatan ini agar Anda terhindar dari risiko saham yang tidak perlu.
2. Volume transaksi dan harga saham tidak wajar
Saham lapis kedua dan ketiga dengan kapitalisasi kecil tidak seharusnya memiliki volume dan nilai transaksi harian di atas saham big cap atau lapis pertama. Sekalipun harganya tinggi, perhatikan nilai bid (antrean beli saham di harga rendah) dan offer (antrean jual saham di harga tinggi) yang tampak. Jika posisi keduanya tipis untuk transaksi saham dalam jumlah masif, bisa jadi itu adalah saham yang tengah digoreng.
Baca juga: Mengenal Apa itu Sleeping Investor?
3. Keuntungan tidak mencerminkan kinerja
Kita mengenal istilah ‘too good to be true’. Hal ini perlu diingat ketika Anda tertarik membeli saham suatu perusahaan tertentu. Coba cek apakah ada pergerakan harga saham tak wajar yang tidak mencerminkan kinerja perusahaan. Misalnya, ada perusahaan muda yang tiba-tiba harga sahamnya naik meskipun kinerjanya turun lebih dari 50%.
4. Saham sulit dianalisis
Karena kinerja dan harga saham perusahaan tidak sejalan, rasio dan valuasi saham gorengan bisa dibilang tidak masuk akal, apalagi kalau dibandingkan dengan pesaing sejenis. Nilai pergerakannya yang fluktuatif juga tidak menampilkan indikator analisi teknikal, membuat saham ini tak dapat dianalisis.
Risiko Saham Gorengan untuk Keuangan Anda
1. Tidak likuid
Likuiditas yang rendah berarti aktivitas transaksi jual beli harian suatu saham sangat rendah. Para bandar lantas ‘menggoreng’ saham tidak likuid sehingga harganya langsung melejit mendadak. Diibaratkan sebagai ‘pump and dump’, para investor akan terburu-buru membeli saham ini karena harganya yang naik tapi juga akan terburu-buru menjualnya kembali.
2. Nilai portofolio stagnan
Risiko saham gorengan berikutnya adalah portfolio Anda yang tidak bertumbuh. Saham seperti ini tidak akan memberikan pergerakan angka kecuali saat sedang digoreng. Dalam jangka panjang, Anda tidak akan tahu cara melihat tingkat keuntungan yang didapat.
3. Mengorbankan waktu dan kesehatan
Saat Anda sadar Anda tengah memegang saham gorengan, Anda bisa jadi panik dan terburu-buru mengambil keputusan lantaran takut merugi. Hal ini tentu dapat memicu timbulnya stres dan rasa cemas. Tak hanya itu, Anda jadi terpaksa terus memantau pergerakan nilai sahamnya untuk meminimalisir risiko saham yang tinggi.
Baca juga: 6 Tips Belajar Investasi Saham untuk Pemula
Saham gorengan memang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko yang besar pula. Jika Anda ingin berinvestasi untuk jangka panjang, sebaiknya hindari saham sejenis ini karena risikonya belum tentu sepadan dengan laba yang dihasilkan. Sebaiknya Anda memberanikan diri untuk cut loss jika sudah telanjur membeli saham yang tengah digoreng, dan andalkan sumber dana lain yang lebih aman seperti investasi untuk emiten terpercaya atau pinjaman dana dari Modalku.
Rasakan syarat pengajuan yang mudah seperti foto selfie dan fotokopi KTP. Jika syarat sudah terpenuhi, maka Anda layak mendapatkan pinjaman berbunga rendah serta tanpa jaminan untuk mengembangkan usaha. Untuk info lebih lengkapnya, segera kunjungi tombol di bawah ini:
Anda juga dapat mengakses informasi tentang tips-tips keuangan, gaya hidup, produk keuangan, hingga alternatif investasi di blog.modalku.co.id. Awali kebebasan finansial dengan memperkaya literasi keuangan bersama kami. Ayo jelajahi blog kami!
Artikel blog ini ditulis oleh Modalku, pionir platform pendanaan digital bagi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menyediakan pinjaman modal usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tanah air dan membuka opsi investasi alternatif dengan pengembalian menarik bagi pemberi dana.
Modalku memenangkan Global SME Excellence Award dari ITU Telecom, salah satu badan organisasi PBB, di akhir tahun 2017. Modalku juga memenangkan Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta di tahun 2018. Visi kami adalah memberdayakan UMKM untuk bersama memajukan ekonomi Indonesia.
Lihat statistik perkembangan pesat Modalku di sini.
Tertarik mengenal Modalku lebih baik? Klik di sini.